Kamis, 22 Oktober 2015

TUGAS PENULISAN: PENGARUH TELEVISI PADA TUMBUH KEMBANG ANAK



          Televisi  merupakan media massa elektronik yang mampu meyebarkan berita secara cepat. Televisi merupakan media elektronik yang sangat digemari oleh sebagian besar orang di Indonesia. Dengan berbagai acara yang ditayangkannya  mampu menarik minat masyarakat, dan membuat masyarakat  ‘ketagihan’ untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Mulai dari anak-anak, remaja, orang tua dan berbagai kalangan lainnya.. Mungkin pada zaman dahulu televisi hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja karena harganya yang mahal. Namun, di era ini televisi merupakan benda yang sudah sangat umum dimiliki oleh setiap keluarga.
            Dwyer menyimpulkan, sebagai media audio visual, TV mampu merebut 94% saluran masuknya pesan – pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. TV mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar dilayar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau secara umum orang akan ingat 85% dari apa yang mereka lihat di TV setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari kemudian.
Dengan berbagai acara yang ditayangkan mulai dari infotainment, entertainment, iklan, sampai pada sinetron-sinetron dan film-film yang berbau kekerasan, televisi telah mampu membius para anak-anak, remaja dan orang tua untuk terus menyaksikannya. Tidak jarang sekarang banyak anak-anak lebih suka berlama-lama didepan televisi dari pada belajar, bahkan hampir-hampir lupa akan waktu makan. Ini merupakan suatu permasalahan yang terjadi dilingkungan kita sekarang ini, dan perlu perhatian khusus bagi setiap orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas anak anak mereka
Dengan televisi banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil. Dimana kita akan dengan cepat memperoleh informasi-informasi terbaru yang terjadi dimana pun dan belahan dunia manapun. Dengan adanya televisi akan mempermudah suatu perusahaan atau badan usaha untuk mempromosikan produk-produknya, sehingga konsumen mengetahui dan dapat dengan mudah mencari produk tersebut.
Tetapi kenyataannya sekarang acara-acara televisi kebanyakan hanya menayangkan acara-acara sinetron dan infotainment saja, sedangkan acara-acara yang mengarah kepada pendidikan sangat kecil . Oleh sebab itu, sudah seharusnya setiap orang tua mengawasi acara televisi yang menjadi tontonan anaknya dan sehingga dapat melakukan proteksi tehadap dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh acara televisi tesebut.
Dampak Televisi Terhadap Anak
         
Data mengenai fakta tentang pertelevisian Indonesia :

tahun 2002 jam tonton televisi anak-anak 30-35 jam/hari atau 1.560 – 1.820 jam/tahun, sedangkan jam belajar SD umumnya kurang dari 1.000jam/tahun. 85% acara televisi tidak aman untuk anak, karena banyak mengandung adegan kekerasa, seks dan mistis yang berlebihan dan terbuka. saat ini ada 800 judul acara anak, dengan 300 kali tayang selama 170jam/minggu padahal satu minggu hanya ada 24 jam X 7 hari = 168 jam. 40 % waktu tayang diisi iklan yang jumblahnya 1.200 iklan/minggu, jauh diatas rata-rata dunia 561 iklan/minggu.
Berdasarkan perjabaran diatas, bisa dibayangkan apabila anak-anak yang merupak aset-aset bangsa yang akan meneruskan perjuangan bangsa ini serta yang akan memajukan bangsa ini, sejak kecil telah terbiasa dengan hal yang tidak bermanfaat, maka negara ini yang sudah tertinggal dan terpuruk ini akan semakin terpuruk dan tertinggal dan akhirnya akan menjadi negara yang akan di lecehkan oleh negara lain. Inilah fakta yang bukan hanya untuk kita perhatikan tetapi perlu dilakukan tindakan nyata untuk mengantisipasinya. Yang pastinya diperlukan satu-kesatuan tekat dalam setiap diri orang tua dan anggota masyarakat untuk bisa mengatisipasi dampak yang akan terjadi serta bisa menjadi kontrol bagi pihak penyiar televisi terhadap acara-acara yang ditayangkan oleh setiap stasiun televisi.
Dampak positif dari menonton televisi antara lain:
1.       Televisi mampu membantu anak-anak yang berusia batita untukmempermudah dalam membaca. Karena, tayangan dalam televisi hanya menampilkan satu  stimulasi (suatu rancangan, kecenderungan, atau dorongan) yang sangat baik bagi perkembangan anak-anak.
2.      Dapat mengetahui berita atau info terkini mengenai perkembangan dunia. Baik yang terjadi di luar negeri ataupun dalam negeri.
3.       TV dapat dijadikan sebagai motifator, apabila yang ditayangkan didalamnya seputar orang-orang sukses atau orang yang berhasil karena prestasinya. Sehingga anak dapat mencontoh kesuksesan mereka.


Sedangkan dampak negatif dari menonton televisi berlebihan yaitu:
1.      Anak 0–4 tahun, menggangu pertumbuhan otak, menghambat pertumbuhan berbicara, kemampuan herbal membaca maupun maupun memahaminya, menghambat anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan.
2.      Anak 5-10 tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan, tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan
3.      Berprilaku konsumtif karena rayuan iklan
4.      Mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia individualis dan semdiri
5.      Televisi menjadi pelarian dari setiap keborosan yang dialami, seolah tidak ada pilihan lain
6.      Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) kaena kurang berkreativitas dan berolahraga
7.      Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan bercengkrama dengan anggota keluarga tergantikan dengan nonton TV, yang cendrung berdiam diri karena asik dengan jalan pikiran masing-masing
8.      Matang secara seksual lebih cepat asupan gizi yang bagus adegan seks yang sering dilihat menjadikan anak lebih cepat matang secara seksual, ditamah rasa ingin tahu pada anak dan keinginan untuk mencoba adegan di TV semain menjerumskan anak.

Mungkin kita beranggapan dampak televisi tidak begitu teralu besar bagi anak-anak, malahan orang tua hanya melarang anak-anaknya untuk tidak menonton film yang berbau pornoaksi, dan membiarkan mereka menonton film yang biasa-biasa saja atau memang film anak-anak, namun sebenarnya film anak-anak yang di tonton oleh anak-anak pun tidak menutup kemungkinan bisa berdampak negatif bagi anak itu sendiri. Sekarang seteleh mengetahui begitu besar dampak televisi bagi anak sudah sepatutunya setiap orang tua membatasi waktu menonton dan mengawasi serta menseleksi acara-acara apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk di tonton oleh anak-anak.


 Peranan Orang Tua Dalam Mengatasi Dampak Negatif Acara Televisi

Setiap orang tua memiliki tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya, oleh sebab itu hal-hal yang sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak positif atau negatif yang akan ditimbulkan oleh hal yang bersangkutan. Begitu juga mengenai hal televisi ini, yang sudah nyata dampak negatifnya, sudah sepatutnya setiap orang tua mempersiapkan senjata untuk mengantisipasinya.

Beberapa hal yang bisa kita lakukan oleh setiap orang tua, yaitu:

1.      Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
2.      Jangan biarkan anak-anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya, walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan analisa apakah sesuai dengan anak-anak (tidak ada unsur kekerasan, atau hal lainnya yang tidak sesuai dengan usia mereka).
3.      Dampingi anak saat memonton TV, Tujuannya adalah agar acara televisi yang mereka tonton selalu terkontrol dan orangtua bisa memperhatikan apakah acara tersebut masih layak atau tidak untuk di tonton.
4.      Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan TV dikamar anak. Dengan meyimpan TV diruang tengah, akan mempermudah orang tua dalam mengontrol tontonan anak-anaknya, serta bisa mengantisipasi hal yang tidak orang tua inginkan, karena kecendrungan rasa ingin tahu anak-anak sangat tinggi.

5.      Tanyakan acara favorit mereka dan buntu memahami pantas tidaknya acara tersebut untuk mereka diskusikan setelah menonton, ajak mereka menilai karakter dalam acara tersebut secara bijaksana dan positif
6.      Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, agar bisa bersosialisasi secara positif dengan orang lain.
7.      Perbanyak mendengarkan radio, memutar kaset atau mendengarkan musik sebagai mengganti menonton TV

Dari kejadian tersebut sebenernya saya sangat sedih dan prihatin, setiap orangtua seharusnya bisa mengontrol tontonan anaknya. Pemerintah  harus melakukan penyaringan terhadap setiap acara televisi, serta harus adanya standarisasi film yang layak untuk di tayangkan atau tidak layak. Pihak penyiar televisi juga seharusnya tidak hanya mementingkan keuntungan tetapi harus mempertimbangkan dampak dari acara tersebut. Pihak penyiar juga harus mengatur acara televisi agar fungsi dari televisi sebagai sarana informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai,baik yang lama maupun yang baru.


Referensi:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar