ARTIKEL “BAHAYA MEROKOK BAGI WANITA
LEBIH BESAR”
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari
satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh,
minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998).
Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial,
yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Masa remaja apalagi wanita merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia
maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang
dialami wanita lebih cepat dibandingkan dengan pria yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak
lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia
pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada
awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun
mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia
sudah bias dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang
dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang
sama ia juga bukan anak-anak lagi.
Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur,
remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam
perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang
diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk
bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai
tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu
tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun
satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring
dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat
memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi
tersebut.
Jumlah perokok Indonesia sekitar 60 juta dan jumlah perokok perempuan di
perkirakan 2,1 juta. Sejauh ini memang lebih banyak pria, tapi tiap tahun
jumlah perokok wanita terus meningkat. Prevalensi jumlah perokok perempuan
pada tahun 2001 adalah 1,3 persen dan naik menjadi 4,5 persen pada tahun 2004,
menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional 2004 dalam Fakta Tembakau Indonesia.
Tahun ini diperkirakan 5 persen perempuan di Indonesia yang merokok. Makin tingginya jumlah wanita perokok tentu memprihatikan. Menurut Menteri
Kesehatan, Endah Rahayu, hal itu disebabkan antara lain oleh kampanye
pencitraan dari industri tembakau. Karena itu tema peringatan Hari Anti
Tembakau Sedunia tahun ini mengambil tema Perempuan dan Masalah Merokok.
Selain menjadi perokok aktif, ternyata jauh lebih banyak wanita yang
menjadi perokok pasif. Diperkirakan 65,6 juta wanita dan 43 juta anak-anak di
Indonsia terpapar asap rokok. Hal ini terjadi karena 91 persen perokok merokok
di rumah, tidak jauh dari istri dan anak-anak. Padahal, bahaya perokok pasif
sama dengan perokok aktif.
Seorang wanita akan menjadi calon ibu. Bayi yang lahir dari ibu perokok
beresiko mengalami cacat janin, berat badan lahir rendah, bahkan gangguan jiwa.
Rokok mengandung ribuan racun yang dapat mengancam keselamatan janin, karena
itu ibu yang merokok saat hamil sama dengan meracuni janin dengan sengaja. Merokok
juga menjadi pemicu berbagai penyakit, seperti kanker paru, kanker mulut rahim,
serangan jantung, atau asma. Penelitian menunjukkan, wanita perokok yang
menggunakan pil KB beresiko terkena serangan jantung, stroke, dan penyumbatan
pembuluh darah 10 kali lebih besar dari yang bukan perokok. Kebiasaan merokok kerap disepelekan, padahal bahaya yang ditimbulkan oleh
rokok sangat nyata. Oleh karena itu, kini saatnya untuk keluar dari jeratan
asap, baik sebagai perokok aktif juga pasif.(kompas)
Maka solusi nya adalah
wanita stop berhenti untuk merokok dan menurut saya wanita yang merokok adalah
wanita tidak wajar dan wanita tidak baik untuk kesehatan. Apabila hal ini dibiarkan terus
berlangsung, maka akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada kesehatan
tubuh manusia apalagi
untuk wanita yang harus menmberi contoh kepada anak anak nya. Dan seharusnya masyarakat sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh mereka. Namun hal
itu masih sulit dilakukan di Indonesia, perokok aktif yaitu orang atau pelaku
yang menghisap rokok secara langsung. perokok pasif yaitu orang yang menghirup
asap yang berasal dari asap rokok perokok aktif. Dampak yang ditimbulkan oleh
perokok pasif karena menghisap asap rokok tiga kali lebih besar dari perokok
aktif. Bahaya yang dapat terjadi karena merokok diantaranya seperti penyakit
radang paru-paru, jantung, gangguan kehamilan dan janin, impotensi, infeksi
gusi dan gigi, kanker mulut/lidah, kerusakan pada otak dan pembuluh darah,
stroke, PPOK dan lain sebagainya. Jadi, rokok itu sangat membahayakan
kesehatan. Efek yang ditimbulkan sangat merugikan baik diri sendiri maupun
orang lain. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) merupakan salah satu masalah
terbesar dalam merokok. PPOK merupakan ancaman kematian nomor tiga yang serius
didunia. Hubungan antara rokok dan PPOK yaitu semakin banyak dan semakin lama
asap rokok yang dihisap setiap hari maka resiko terkena PPOK juga semakin
besar. Begitu juga dengan perokok
pasif dengan mekanisme yang hampir sama yaitu semakin banyak asap rokok yang
dihirup maka akan semakin besar pula resikonya, jadi sebagai wanita jadi lah wanita
yang selalu menjaga kesehatan nya untuk mencontohkan bagi anak-anak nya kelak
nanti.
DAFTAR PUSTAKA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar